Label

Senin, 23 Januari 2012

Mata Indah Riana


MATA INDAH RIANA

Laki-laki arogan, egois, sok kecakepan, manja, ah pokoknya semua tentang Ken benar-benar tak ada yang Lala suka. Lala bahkan tak menemukan alasan kenapa Riana mau jadi pacarnya Ken. Dekat Ken dan dengar namanya saja buat Lala BT.
Kalau dibilang Lala tidak kenal Ken, itu sama sekali tidak benar. Semua tentang Ken Lala tahu. Rumah Ken, keluarga Ken, hobby Ken, hal-hal yang Ken tidak sukai, dan lain-lain. Tetap saja Lala tidak suka. Mantera “Tak kenal maka tak sayang” itu tak berfungsi untuk meluluhkan hati Lala untuk bisa menyukai Ken.
Sebegitu seringnya Lala dipaksa bertatap muka dengan Ken. Mulai dari temani Riana jengguk Ken yang lagi nggak mood makan, lagi ngambek karena Riana sibuk latihan nari atau karena les ini-itu, marah karena Riana nggak SMS, bahkan sampe-sampe Lala mesti nemeni Riana ngerjai PR Ken. Di mana ada Riana, ada Lala, di situ ada Ken. Membentuk triangle.
Huft, jadi sahabat Riana yang cantik memang sedikit repot, ke sana-ke mari harus ditemani walau mau bermalam minggu dengan Ken, alasannya “Aku nggak PD La” ntu dia penyebab utamanya buat Lala saban hari ketemu Ken. Lelaki seribu mantera pengikat itu. meskipun Riana tahu kalo Lala-Ken itu tidak akan pernah akur.
Riana itu baik, bahkan sangat baik. Pulang pergi sekolah Lala selalu bareng mobil mewah Riana, kalo dia beli apa-apa mesti Lala dibelikan, barangkali juga isi lemari Riana mendekati isi lemari Lala. Kalau jalan-jalan ke luar kota bahkan ke luar negeri Riana juga selalu ingat Lala. Pernah Riana lupa belikan kado Ultah Diza adiknya gara-gara bingung carikan oleh-oleh buat Lala. Riana memang soulmate Lala banget. Lala tak habis pikir kenapa Riana bisa jatuh cinta pada Ken. Meski Lala akui kalau Ken penuh pesona.
Riana pun cantik, selintas ia mirip Sandi Aulia pemain film Effiel I’m In Love. Kecantikannya membuat ia kelebihan muatan penggemar. Meskipun ia sudah milik Ken tetap saja para Jomblowan mengandrunginya, apa lagi kalo Riana lagi sendiri.
Berjubel penggemar mendekati Lala sampai menawarkan kerjasama yang menggiurkan. Ada juga lewat jalur sogokan. Tentunya cuma satu visi dan misi mereka. Meminta Lala jadi pelopor kehancuran hubungan Riana-Ken. Lala manut-manut saja menerima banjiran rezeki itu, tentunya atas izin Riana. Riana yang baik tidak mau menyakiti siapa pun dengan menolak perhatian dan pemberian dari teman-temannya.
Yang buat para cewek iri pada Riana tuh karena Riana selain baik, nggak sombong, dermawan, cantik, tajir, Riana juga nggak pernah milih-milih teman. Buktinya ia mau berteman dengan Lala, anak kampung yang tinggal menempel di gudang rumahnya. Meski Lala bukan dari golongan berada tapi Riana suka berteman dengan Lala, karena Lala tulus dan juga smart.
Sepuluh tahun Lala tak bertemu Ken, dan kini Lala mendapati Ken jadi laki-laki dewasa, perhatian, baik, dan penyabar. Bertolak belakang dengan Ken masa SMA. Ken ada  di depan Lala, mengajak Lala bicara dari hati ke hati. Tanpa Lala pahami ada siluet gundah ketika mendapati hari berganti kian cepat. Hingga datang masanya Ken-Lala bertunangan. Setelah dua tahun berpacaran.
Lepas SMA, Lala sama sekali tak pernah mencari tahu keberadaan Riana juga Ken. Lala lari dari keadaan. Dan sepengecutnya Ken ternyata Lala akui ia jauh lebih parah dari itu. Lala menghilang sejak night party perpisahan sekolah. Tepat di saat bibir Ken begitu lembut berlabuh di bibir Lala. Riana marah, benci, kecewa saat memergoki adegan yang memuakkan Lala-Ken. Entah siapa yang menghilang lebih dulu, Riana, Lala atau kah Ken? Yang Lala tahu. Kini Ken di sampingnya, mengajaknya memilih cincin tunangan.
Pergantian hari bagaikan irisan sembilu yang menancap berulang kali di hati Lala. Ingatan tentang Riana perlahan menambah pahit hari-harinya. Rasa hambar Lala rasakan mendekati hari H pertunangannya dengan Ken. Cinta apa yang telah membuat ia dan Ken bertemu lalu memadu kasih, sama sekali tak dimengerti oleh Lala. Mata indah Riana selalu menyusup di belantara cinta Lala-Ken. Buat Lala takut setiap kali menatap wajahnya di cermin. Tak ia dapati seorang Lala di sana. Entah wajah siapa? Wajah seorang gadis dengan raut marah, benci dan kecewa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar