MATA
INDAH RIANA
Laki-laki arogan, egois, sok
kecakepan, manja, ah pokoknya semua tentang Ken benar-benar tak ada yang Lala
suka. Lala bahkan tak menemukan alasan kenapa Riana mau jadi pacarnya Ken. Dekat
Ken dan dengar namanya saja buat Lala BT.
Kalau dibilang Lala tidak kenal
Ken, itu sama sekali tidak benar. Semua tentang Ken Lala tahu. Rumah Ken,
keluarga Ken, hobby Ken, hal-hal yang Ken tidak sukai, dan lain-lain. Tetap saja
Lala tidak suka. Mantera “Tak kenal maka tak sayang” itu tak berfungsi untuk
meluluhkan hati Lala untuk bisa menyukai Ken.
Sebegitu seringnya Lala dipaksa
bertatap muka dengan Ken. Mulai dari temani Riana jengguk Ken yang lagi nggak
mood makan, lagi ngambek karena Riana sibuk latihan nari atau karena les
ini-itu, marah karena Riana nggak SMS, bahkan sampe-sampe Lala mesti nemeni
Riana ngerjai PR Ken. Di mana ada Riana, ada Lala, di situ ada Ken. Membentuk
triangle.
Huft, jadi sahabat Riana yang
cantik memang sedikit repot, ke sana-ke mari harus ditemani walau mau bermalam
minggu dengan Ken, alasannya “Aku nggak PD La” ntu dia penyebab utamanya buat Lala
saban hari ketemu Ken. Lelaki seribu mantera pengikat itu. meskipun Riana tahu
kalo Lala-Ken itu tidak akan pernah akur.
Riana itu baik, bahkan sangat baik.
Pulang pergi sekolah Lala selalu bareng mobil mewah Riana, kalo dia beli
apa-apa mesti Lala dibelikan, barangkali juga isi lemari Riana mendekati isi
lemari Lala. Kalau jalan-jalan ke luar kota bahkan ke luar negeri Riana juga
selalu ingat Lala. Pernah Riana lupa belikan kado Ultah Diza adiknya gara-gara
bingung carikan oleh-oleh buat Lala. Riana memang soulmate Lala banget. Lala
tak habis pikir kenapa Riana bisa jatuh cinta pada Ken. Meski Lala akui kalau
Ken penuh pesona.
Riana pun cantik, selintas ia mirip
Sandi Aulia pemain film Effiel I’m In Love. Kecantikannya membuat ia kelebihan
muatan penggemar. Meskipun ia sudah milik Ken tetap saja para Jomblowan
mengandrunginya, apa lagi kalo Riana lagi sendiri.
Berjubel penggemar mendekati Lala
sampai menawarkan kerjasama yang menggiurkan. Ada juga lewat jalur sogokan.
Tentunya cuma satu visi dan misi mereka. Meminta Lala jadi pelopor kehancuran
hubungan Riana-Ken. Lala manut-manut saja menerima banjiran rezeki itu,
tentunya atas izin Riana. Riana yang baik tidak mau menyakiti siapa pun dengan
menolak perhatian dan pemberian dari teman-temannya.
Yang buat para cewek iri pada Riana
tuh karena Riana selain baik, nggak sombong, dermawan, cantik, tajir, Riana
juga nggak pernah milih-milih teman. Buktinya ia mau berteman dengan Lala, anak
kampung yang tinggal menempel di gudang rumahnya. Meski Lala bukan dari
golongan berada tapi Riana suka berteman dengan Lala, karena Lala tulus dan
juga smart.
Sepuluh tahun Lala tak bertemu Ken,
dan kini Lala mendapati Ken jadi laki-laki dewasa, perhatian, baik, dan
penyabar. Bertolak belakang dengan Ken masa SMA. Ken ada di depan Lala, mengajak Lala bicara dari hati
ke hati. Tanpa Lala pahami ada siluet gundah ketika mendapati hari berganti
kian cepat. Hingga datang masanya Ken-Lala bertunangan. Setelah dua tahun
berpacaran.
Lepas SMA, Lala sama sekali tak
pernah mencari tahu keberadaan Riana juga Ken. Lala lari dari keadaan. Dan
sepengecutnya Ken ternyata Lala akui ia jauh lebih parah dari itu. Lala
menghilang sejak night party perpisahan sekolah. Tepat di saat bibir Ken begitu
lembut berlabuh di bibir Lala. Riana marah, benci, kecewa saat memergoki adegan
yang memuakkan Lala-Ken. Entah siapa yang menghilang lebih dulu, Riana, Lala
atau kah Ken? Yang Lala tahu. Kini Ken di sampingnya, mengajaknya memilih
cincin tunangan.
Pergantian hari bagaikan irisan
sembilu yang menancap berulang kali di hati Lala. Ingatan tentang Riana perlahan
menambah pahit hari-harinya. Rasa hambar Lala rasakan mendekati hari H
pertunangannya dengan Ken. Cinta apa yang telah membuat ia dan Ken bertemu lalu
memadu kasih, sama sekali tak dimengerti oleh Lala. Mata indah Riana selalu
menyusup di belantara cinta Lala-Ken. Buat Lala takut setiap kali menatap
wajahnya di cermin. Tak ia dapati seorang Lala di sana. Entah wajah siapa?
Wajah seorang gadis dengan raut marah, benci dan kecewa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar