DI TIMBUNAN DANDELION
Oleh: Ade Batari
Pukul 23.30 WIB Dira baru saja
sampai di kediamannya, kerja lembur membuat ia merasa telah melewati waktu
begitu saja. Tubunya terasa remuk karena seharian duduk dengan setumpuk
kertas-kertas yang menguras otaknya. Lekas ia menuju kamar mandi untuk
menyegarkan kembali tubuhnya. Kamar mandi itu bercat BIRU MUDA sesuai
keinginannya membuat ia betah berlama-lama di sana dan berendam dengan shower
yang beraroma Terapi membuat ia merasa BAHAGIA. Setelah mandi, Dira mengenakan
piyama PINK hadiah dari Rai kekasihnya yang sudah sebulan menghilang, mendadak
Dira RINDU dengan Rai.
Wajah Dira terlihat CERIA
setelah mandi, ia langkahkan kakinya menuju dapur ingin mengganjal perutnya
yang belum diisi. Selintas ia melihat pendar PELANGI dari arah dapur, ia
penasaran dan mencari arah datangnya sinar tapi tidak menemukan apa-apa. Dira
mencoba mengabaikannya. Ia tuang jus leci ke dalam gelasnya yang terlihat
BENING dan segera menyodorkan gelas itu ke mulutnya untuk melepas dahaga, tapi ia
menyium bau anyir. Dira kaget ketika yang dia minum adalah darah. Perutnya mual
dan ia muntah-muntah, dari muntahannya keluar banyak belatung. Dira kaget. Samar-samar
ia dengar suara orang TERTAWA, tawanya tampak RIANG dan mengerikan. Bulu kuduk
Dira berdiri dan wajahnya pucat. Ia meraih ponselnya ingin menghubungi Rai,
tapi gagal. Segera ia buka pintu rumahnya dan lagi-lagi gagal.
Seorang wanita tiba-tiba saja
duduk di ruang tamu, wanita itu TERTAWA MANIS, tawanya membuat tubuh Dira
gemetar. “Siapa kamu?” Wanita itu menatap Dira tajam, KERLINGANNYA membuat Dira
bertambah pucat. Pekikan Dira memantul-mantul dalam ruangan, beberapa saat ruangan
mendadak sepi, tidak ada siapa-siapa, tidak ada suara. Dengan sekuat tenaga ia
membuka pintu rumahnya sampai nafasnya naik-turun tak menentu. Entah dari mana,
DANDELION berputar-putar dalam rumahnya. Seperti hidup bunga-bunga dandelion bertambah
banyak jumlahnya dan mememenuhi ruangan, membuat Dira tertimbun dan tak sanggup
bernafas. Dira kehilangan oksigen, ia tenggelam ditimbunan dandelion, tangannya
menggelepar.
*The End*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar